Penggambaran kehidupan beragama di Indonesia yang beraneka ragam tetapi sarat konflik digambarkan dengan sangat rapi dan halus di film Cin(t)a ini. Pembalutan cerita dengan cara romantisme dengan skenario yang mengandung makna yang lebih luas daripada sekedar percintaan antar agama. Sekilas seperti film romantika dengan problema biasa tetapi sebenarnya di dalamnya terkandung penggambaran-penggambaran keadaan realita hidup beragama yang beragam di Indonesia. Tema yang tidak mudah untuk diangkat secara terang-terangan di dalam sebuah film.
Menyimak jauh lebih dalam cerita Cin(t)a ini terdapat penggambaran sebuah contoh toleransi tingkat tinggi antar umat beragama. Penceritaan dimana sesama umat beragama saling mencintai dan menghargai jalan hidup yang dipilih secara masing-masing. Tanpa menilai mana yang salah mana yang benar. Sebuah penggambaran toleransi tingkat tinggi yang sering kali diajarkan di sekolah-sekolah tetapi sulit untuk dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia yang beragam.
Bagi saya film ini sungguh brilliant. Jalan ceritanya pun sangat realistis dan menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi di dalam pasangan antar agama. Bukan cerita film yang menjual mimpi dan berlebihan, melainkan menceritakan sisi-sisi yang jarang tersentuh dengan cara yang sangat wajar dan nyata.
Cin(t)a dari sudut pandang Erma adalah sebuah film yang menggambarkan sesuatu yang biasa terjadi tetapi tidak pernah menjadi bahasan umum dengan dibalut dalam cerita romantika yang sangat rapi.
Cin(t)a dengan apik mengangkat tema keberagaman beragama di Indonesia yang sangat sensitif dalam balutan cerita cinta yang rapi dan mengandung makna yang jauh lebih dalam mengenai toleransi beragama dengan cara yang wajar dan nyata.
Bravo kepada semua pihak yang berperan dalam pembuatan dan penayangan film Cin(t)a.
Sangat cocok ditonton sesaat setelah perayaan kemerdekaan Republik Indonesia, untuk mengingat nilai-nilai pentingnya menjaga persatuan sebagai suatu bangsa.
PeaceTakecareGoodluck
Erma
23Aug2009
No comments:
Post a Comment