Sunday, January 14, 2007

ini juga ketinggalan [Chapter 4]

Chapter 4 , broken dreams
dia : kenapa jadi begini? seharusnya kamu ada disini, bersama ku,,
saya : harusnya aku yang berkata seperti itu, bukan kamu.
dia : kamu yang pergi bersamanya, bukan aku!
saya : karena kamu tidak ingin aku ada denganmu,,
dia : jadi kamu bersamanya karena aku tidak mau menerima dirimu? pelariankah dirinya?
saya : tidak, aku bersamanya bukan karena kamu tidak mau menerima diriku. dia bukan pelarianku, dia penyelamatku, seseorang yang datang menolongku dari matinya rasa hatiku.
dia : kamu bohong! jauh di dalam hatimu kamu masih menginginkanku ada,,
saya : aku tidak bohong, aku sudah memutuskan untuk berhenti berharap akanmu, perasaan di hatiku itu hal lain lagi.
dia : maksudmu? kamu terlalu banyak berbicara!
saya : aku sudah memilih untuk tidak berpegang pada mimpiku, mimpiku akan diriku bersamamu,, ini sudah saatnya aku menyadari kalau kau bukan untukku.
dia : tapi aku ingin kau ada bersamaku disini.. aku yakin jauh di dalam dirimu masih ada rasa untukku.
saya : ingin mu akan ku sudah tak berarti lagi. kamu sudah bunuh rasa di hatiku, bukan aku yang dapat menghidupkan rasa itu lagi.
dia : tapi saat itu harusnya kamu mengerti kalau perasaan bukanlah sesuatu yang dapat dipaksakan. aku tidak bermaksud membunuh rasa itu. aku hanya berkata apa yang aku rasakan saat itu.
saya : mungkin aku waktu itu tidak menyadari bahwa perasaan bukanlah sesuatu yang dapat dipaksakan,tapi satu hal yang kuyakini pasti bahwa perasaan yang tulus tak kan mudah datang dan pergi... [15052005-eruma-]
dia : kamu menuduhku tidak tulus kepadamu? setelah semua yang aku lakukan untuk mu dan setelah semua yang kita lewati, kamu berfikir aku tidak tulus kepadamu?
saya : terlepas dari ketulusan mu, aku hanya merasakan ketidak tulusan dan balas dendammu, seburuk itukah diriku sehingga kamu begitu kejam kepadaku?
dia : .....
saya : tidak perlu menjawab sesuatu yang kamu tidak mengerti dan tidak ingin kamu akui,
dia : tapi...
saya : sudahlah, kalau kamu memang untukku biar waktu yang menjawab, kalau kita memang berjodoh, kita akan bertemu lagi.
dia : kamu terlalu teoritis! aku sudah lelah dengan mu!
saya : keinginanmu, kelelahanmu... bukan peduli ku lagi! semoga kelak kita sama - sama mendapatkan yang terbaik,, sampai jumpa di suatu masa yang akan datang..
dia : ....
interprestasi dari sebuah mimpi di suatu malam dimana saya dan dia bertemu di suatu dimensi khayal jauh di bawah alam sadar disaat malam gelap, ketika tidur terlelap.
*ini hanyalah mimpi.. dan terkadang kenyataan dalam hidup pun menjelma menjadi suatu mimpi*
June 07, 2005

No comments: